Materi dan Kelengkapan (administrasi guru) Al-Qur'an Hadits X - XII

Assalamu'alaikum..

Bagi yang kesulitan mencari referensi dan tidak menemukannya e-book Al-Qur'an Hadits Ma. atau yang biasa dipanggil Qurdist ini bisa dicoba saja melalui perangkat ini, karena sama saja kita tinggal lihat Al-Qur'an terjemah dan kesimpulan yang mungkin bisa kita lakukan sendiri

Perangkat Pembelajaran Al-Qur'an Hadits Kelas X - XII

Al-Qur'an Hadits Kelas X


Al-Qur'an Hadits Kelas XI
SKL Qurdits Kelas XI Sem 1-2
SILABUS Qurdits Kelas XI Sem 1-2
RPP Qurdits Kelas XI Sem 1-2
PROMES Qurdits Kelas XI Sem 1-2
PROTA Qurdits Kelas XI Sem 1-2
RINCIAN EFEKTIF Qurdits Kelas XI Sem 1-2
PEMETAAN Qurdits Kelas XI Sem 1-2
KKM Qurdits kelas XI Sem 1-2

Al-Qur'an Hadits Kelas XII
SKL Qurdits Kelas XII Sem 1-2
SILABUS Qurdits Kelas XII Sem 1-2
RPP Qurdits Kelas XII Sem 1-2
PROMES Qurdits Kelas XII Sem 1-2
PROTA Qurdits Kelas XII Sem 1-2
RINCIAN EFEKTIF Qurdits Kelas XII Sem 1-2
PEMETAAN qurdits Kelas XII Sem 1-2
KKM Qurdits Kelas XII Sem 1-2

Al-Qur'an Hadits Kelas XII (Kurikulum 13)
E-book Al-Qur'an Hadits XII Semester 1-2
ket :
setelah menuju link 
E-book Al-Qur'an Hadits XII Semester 1-2 kemudian save as atau ctrl + s

___________________________________________________________________________________________
Sumber :
http://aleythegreat.blogspot.com/2012/08/perangkat-pembelajaran-al-quran-hadits.html
http://id.scribd.com/doc/221989473/Kurikulum-2013-Madrasah-Alqur-an-Hadits

Tafsir dan Terjemah Surah Ali Imran Ayat 190-200 disertai Asbabun Nuzul

assalamu'alaikum...

Berhubung adanya tugas, tidak salahny jika Kuring post juga agar sobat kuring mendapatkan juga ilmunya. Disinisudah kumplit sobat kuring bisa lihat langsung dan baca, juga sebagai salah satu refrensi.
Ok, langsung saja;

Tafsir dan Terjemah Surah Ali 'Imran Ayat 190-200 + Asbabun Nuzul

(QS. Ali Imran : 190)
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal.

إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَآيَاتٍ لِأُولِي الْأَلْبَابِ


At Tabari dari Ibnu Hatim meriwayatkan dari Ibnu 'Abbas ra, bahwa orang-orang Quraisy mendatangi kaum Yahudi dan berkata: "Bukti-bukti kebenaran apakah yang dibawa Musa kepadamu?" Pertanyaan itu dijawab: "Tongkatnya dan tangannya yang putih bersinar bagi yang memandangnya". 
Sesudah itu mereka pergi mendatangi kaum Nasrani dan berkata: "Bagaimana halnya Isa?". Pertanyaan itu dijawab: "Isa itu menyembuhkan mata yang buta sejak lahir dan penyakit sopak serta menghidupkan orang yang sudah mati". Selanjutnya mereka mendatangi Rasulullah saw dan berkata: "Mintalah dari Tuhanmu supaya bukti Safa' itu jadi emas untuk kami". Maka berdoalah Nabi Muhammad saw kepada Allah dan turunlah ayat ini, mengajak supaya mereka memikirkan langit dan bumi tentang kejadiannya, hal-hal yang menakjubkan di alamnya, seperti bintang-bintang, bulan dan matahari serta peredarannya laut, gunung-gunung, pohon-pohon, buah-buahan, binatang-binatang, tambang-tambang dan sebagainya di bumi ini. 

Memikirkan pergantian siang dan malam. mengikuti terbit dan terbenamnya matahari, siang lebih lama dari malam dan sebaliknya. Semuanya itu menunjukkan atas kebesaran dan Kekuasaan Penciptanya bagi orang-orang yang berakal. 

Diriwayatkan dari 'Aisyah ra, bahwa Rasulullah saw berkata: "Wahai 'Aisyah saya pada malam ini beribadah kepada Allah SWT". Jawab Aisyah ra: "Sesungguhnya saya senang jika Rasulullah berada di sampingku. Saya senang melayani kemauan dan kehendaknya" Tetapi baiklah! Saya tidak keberatan. Maka bangunlah Rasulullah saw dari tempat tidurnya lalu mengambil air wudu, tidak jauh dari tempatnya itu lalu salat. 

Di waktu salat beliau menangis sampai-sampai air matanya membasahi kainnya, karena merenungkan ayat Alquran yang dibacanya. Setelah salat beliau duduk memuji-muji Allah dan kembali menangis tersedu-sedu. Kemudian beliau mengangkat kedua belah tangannya berdoa dan menangis lagi dan air matanya membasahi tanah. Setelah Bilal datang untuk azan subuh dan melihat Nabi saw menangis ia bertanya: "Wahai Rasulullah! Mengapakah Rasulullah menangis, padahal Allah telah mengampuni dosa Rasulullah baik yang terdahulu maupun yang akan datang". Nabi menjawab: "Apakah saya ini bukan seorang hamba yang pantas dan layak bersyukur kepada Allah SWT? Dan bagaimana saya tidak menangis? Pada malam ini Allah SWT telah menurunkan ayat kepadaku. 

Selanjutnya beliau berkata: "Alangkah rugi dan celakanya orang-orang yang membaca ini dan tidak memikir dan merenungkan kandungan artinya".
_____________________________________________________________________________________________

(QS. Ali Imran : 191)
(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata):` Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.

الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَى جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَذَا بَاطِلًا سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

Salah Satu ciri khas bagi orang yang berakal yaitu apabila ia memperhatikan sesuatu, selalu memperoleh manfaat dan faedah. Ia selalu menggambarkan kebesaran Allah SWT, mengingat dan mengenang kebijaksanaan, keutamaan dan banyaknya nikmat Allah kepadanya. Ia selalu mengingat Allah di setiap waktu dan keadaan, baik di waktu ia beridiri, duduk atau berbaring. Tidak ada satu waktu dan keadaannya dibiarkan berlalu begitu saja. kecuali diisi dan digunakannya untuk memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi. Memikirkan keajaiban-keajaiban yang terdapat di dalamnya, yang menggambarkan kesempurnaan alam dan kekuasaan Allah SWT Pencipta Nya. 

Dengan berulang-ulang direnungkan hal-hal tersebut secara mendalam. sesuai dengan sabda Nabi saw Pikirkan dan renungkanlah segala sesuatu yang mengenai makhluk Allah jangan sekali-kali kamu memikirkan dan merenungkan tentang zat dan hakikat Penciptanya, karena bagaimanapun juga kamu tidak akan sampai dan tidak akan dapat mencapai hakikat Zat Nya. 

Akhirnya setiap orang yang berakal akan mengambil kesimpulan dan berkata: "Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan makhluk ini semua, yaitu langit dan bumi serta segala isinya dengan sia-sia, tidak mempunyai hikmah yang mendalam dan tujuan yang tertentu yang akan membahagiakan kami di dunia dan di akhirat, sebagaimana disebar luaskan oleh sementara orang-orang yang ingin melihat dan menyaksikan akidah dan tauhid kaum muslimin runtuh dan hancur. Maha Suci Engkau Ya Allah dari segala sangkaan yang bukan bukan yang ditujukan kepada Engkau. 

Karenanya, maka peliharalah kami dari siksa api neraka yang telah disediakan bagi orang-rang yang tidak beriman.
_____________________________________________________________________________________________

(QS. Ali Imran : 192)
Ya Tuhan kami, sesungguhnya barangsiapa yang Engkau masukkan ke dalam neraka, maka sungguh telah Engkau hinakan ia, dan tidak ada bagi orang-orang yang zalim seorang penolongpun.


رَبَّنَا إِنَّكَ مَنْ تُدْخِلِ النَّارَ فَقَدْ أَخْزَيْتَهُ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنْصَارٍ

Ya Allah Ya Tuhan kami, kami mohon dengan penuh khusyuk dan rendah diri, agar kami ini benar-benar dijauhkan dari api neraka, api yang akan membakar hangus orang-orang yang angkuh dan sombang di dunia ini, yang tidak mau menerima yang hak dan benar yang datangnya dan Khalik pencipta seru sekalian alam. Kami tahu dengan pasti, bahwa orang-orang yang Engkau masukkan ke dalam neraka, adalah orang-orang yang sungguh-sungguh telah Engkau hinakan karena kelaliman dan kekafiran yang telah mereka lakukan di dunia ini. Mereka terus-menerus merasakan siksa neraka itu, karena tidaklah ada bagi orang-rang yang zalim dan kafir itu seorang penolongpun, yang dapat mengeluarkan mereka dari kepedihan siksa yang dialaminya.
_____________________________________________________________________________________________

(QS. Ali Imran : 193)
Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami mendengar (seruan) yang menyeru kepada iman, (yaitu): `Berimanlah kamu kepada Tuhanmu`, maka kamipun beriman. Ya Tuhan kami, ampunilah bagi kami dosa-dosa kami dan hapuskanlah dari kami kesalahan-kesalahan kami, dan wafatkanlah kami beserta orang-orang yang banyak berbuat bakti.

رَبَّنَا إِنَّنَا سَمِعْنَا مُنَادِيًا يُنَادِي لِلْإِيمَانِ أَنْ آمِنُوا بِرَبِّكُمْ فَآمَنَّا رَبَّنَا فَاغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَكَفِّرْ عَنَّا سَيِّئَاتِنَا وَتَوَفَّنَا مَعَ الْأَبْرَارِ

Setelah mengucapkan doa yang dibiasakan kepada tafakur dan renungan tentang alam dan segala keajaibannya seperti tersebut di alas, maka disusul lagi dengan doa menggambarkan perhatiannya pada panggilan yang didengarnya; bahwa kami Ya Allah, telah mendengar seruan Rasul Mu. yang menyeru agar kami yang beriman kepada Mu dan membenarkan firman Mu, maka segera kami beriman, melakukan segala perintah Mu, menjauhi segala larangan-Mu. sesuai dengan anjuran yang dibawa oleh Rasul itu.

Oleh karena itu ampunilah dosa-dosa yang telah kami lakukan dan hapuskanlah dari kami dosa-dosa kecil yang pernah kami perbuat, serta matikanlah kami di dalam keadaan husnul khatimah, bersama-sama dengan orang-orang baik yang banyak berbuat kebaikan.
_____________________________________________________________________________________________

(QS. Ali Imran : 194)
Ya Tuhan kami, berilah kami apa yang telah Engkau janjikan kepada kami dengan perantaraan rasul-rasul Engkau. Dan janganlah Engkau hinakan kami di hari kiamat. Sesungguhnya Engkau tidak menyalahi janji.

رَبَّنَا وَآتِنَا مَا وَعَدْتَنَا عَلَى رُسُلِكَ وَلَا تُخْزِنَا يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِنَّكَ لَا تُخْلِفُ الْمِيعَادَ

Ya Tuhan kami! Kami telah menyesuaikan diri dengan segala perintah Mu. Kami selalu mengingat dan mengenang-Mu setiap waktu dan setiap keadaan. Kami telah memenuhi seruan Rasul-Mu. Oleh karena itu. ya Tuhan kami, berikanlah kepada kami apa-apa yang telah Engkau janjikan dengan perantaraan Rasul-rasul Engkau telah menjanjikan kekuasaan di dunia ini dengan firman Engkau:

وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِي الْأَرْضِ 
Artinya:
Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh. bahwa Dia sungguh sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi.
(Q.S. An Nur: 55)
Engkau telah menjanjikan kemenangan dan pertolongan bagi orang yang taat dan menjunjung tinggi agama Engkau, dengan firman Engkau:


إِنْ تَنْصُرُوا اللَّهَ يَنْصُرْكُمْ 
"Jika kamu menolong (agama) Allah. niscaya Dia akan menolongmu"
(Q.S. Muhammad: 7)
kemudian dalam ayat yang lain Allah berfirman:


وَعَدَ اللَّهُ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ 
"Allah menjanjikan kepada orang-orang yang mukmin, lelaki dan perempuan (akan mendapat) surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai"
(Q.S. At Taubah: 72)
Hal-hal tersebut di atas merupakan kebahagiaan dunia dan akhirat yang sangat kami harapkan dan jangan sekali-kali Engkau hinakan kami di hari kiamat sesuai dengan firman Engkau:


يَوْمَ لَا يُخْزِي اللَّهُ النَّبِيَّ وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَهُ 
Pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang yang beriman bersama dengan dia.
(Q.S. At Tahrim: 8)
Semuanya ini kami mohon dengan segala kerendahan hati, untuk menetapkan pengalaman kami atas segala perintah-Mu; karena dengan demikian kami akan memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat, dan bukan sekali-kali tidak ragu atas segala janji-Mu, karena kami percaya dengan penuh keyakinan bahwa Engkau tidak akan menyalahi janji sedikitpun.
_____________________________________________________________________________________________

(QS. Ali Imran : 195)
Maka Tuhan mereka memperkenankan permohonannya (dengan berfirman):` Sesungguhnya Aku tidak menyia-nyiakan amal orang-orang yang beramal di antara kamu, baik laki-laki atau perempuan, (karena) sebagian kamu adalah turunan dari sebagian yang lain. Maka orang-orang yang berhijrah, yang diusir dari kampung halamannya, yang disakiti pada jalan-Ku, yang berperang dan yang dibunuh, pastilah akan Ku hapuskan kesalahan-kesalahan mereka dan pastilah Aku masukkan mereka ke dalam syurga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya, sebagai pahala di sisi Allah. Dan Allah pada sisi-Nya pahala yang baik.

فَاسْتَجَابَ لَهُمْ رَبُّهُمْ أَنِّي لَا أُضِيعُ عَمَلَ عَامِلٍ مِنْكُمْ مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى بَعْضُكُمْ مِنْ بَعْضٍ فَالَّذِينَ هَاجَرُوا وَأُخْرِجُوا مِنْ دِيَارِهِمْ وَأُوذُوا فِي سَبِيلِي وَقَاتَلُوا وَقُتِلُوا لَأُكَفِّرَنَّ عَنْهُمْ سَيِّئَاتِهِمْ وَلَأُدْخِلَنَّهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ ثَوَابًا مِنْ عِنْدِ اللَّهِ وَاللَّهُ عِنْدَهُ حُسْنُ الثَّوَابِ

Atas ketekunan mereka beramal baik, penuh dengan keikhlasan yang dibarengi doa yang sungguh-sungguh, maka Allah SWT memperkenankan permohonan mereka. Dalam persoalan balasan amal ini, Ummi Salamah pernah berkata: "Ya Rasulullah! Saya tidak mendengar Allah menyebut-nyebut perempuan sedikitpun yang berkenaan dengan hijrah".

Dijelaskan bahwa Allah tidak akan menyia-nyiakan amal seseorang yang taat dan tidak akan membeda-bedakan antara laki-laki dan perempuan dalam memberi pahala dan balasan, karena kedua jenis ml Satu sama lain turun menurunkan; perempuan berasal dari laki-laki dan begitu juga sebaliknya. Oleh karena itu barang siapa berhijrah, balk laki-laki maupun perempuan, diusir dari kampung halamannya, disiksa karena ia tekun di jalan Allah, memerangi musuh-musuh Allah yang akhirnya mati syahid, tewas di medan perang, pastilah Allah akan menghapuskan segala kesalahannya, mengampuni dosanya dan pasti pula Aku akan memasukkan ke dalam surga, yang mengalir sungai-sungai di bawahnya, merupakan pahala dan balasan dari Dia, sebagai perwujudan doa dan permohonan yang diperkenankan Nya. Alangkah berbahagia mereka, memperoleh pahala dan balasan dari Allah, karena memang pahala dan balasan yang sebaik-baiknya, ialah datang dari Allah SWT.
_____________________________________________________________________________________________

(QS. Ali Imran : 196)
Janganlah sekali-kali kamu terperdaya oleh kebebasan orang-orang kafir bergerak di dalam negeri.

لَا يَغُرَّنَّكَ تَقَلُّبُ الَّذِينَ كَفَرُوا فِي الْبِلَادِ

Meskipun ayat ini ditujukan kepada Nabi Muhammad saw. namun dimaksudkan pula untuk umatnya, sebagaimana kita lihat banyak ayat-ayat yang menurut bunyinya ditujukan kepada Nabi saw, tetapi pada hakikatnya ditujukan pula kepada semua pengikut-pengikutnya. Nabi Muhammad saw. selama hidupnya tidak pernah terpedaya oleh bujukan dan tipuan siapapun, sebagaimana yang diriwayatkan oleh Qatadah, ia berkata: "Demi Allah mereka tidak pernah berhasil memperdayakan Nabi saw sampai beliau wafat". Dari ayat ini dapat dipahami bahwa kaum Muslimin tidak boleh terpedaya oleh kehidupan mewah orang-orang kafir yang tujuan hidupnya hanyalah mencari kekayaan dunia semata.
Kaum muslimin hendaklah tabah dan sabar menghadapi hal yang seperti ini dan tetap berjuang untuk kebahagiaan di dunia dan di akhirat, sebagaimana firman Allah SWT:


وَابْتَغِ فِيمَا آتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ الْآخِرَةَ وَلَا تَنْسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا وَأَحْسِنْ كَمَا أَحْسَنَ اللَّهُ إِلَيْكَ وَلَا تَبْغِ الْفَسَادَ فِي الْأَرْضِ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْمُفْسِدِينَ 
Artinya:
"Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik padamu. Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi, karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan".
(Q.S. Al-Qassas: 77)
_____________________________________________________________________________________________

(QS. Ali Imran : 197)
Itu hanyalah kesenangan sementara, kemudian tempat tinggal mereka ialah Jahannam; dan Jahannam itu adalah tempat yang seburuk-buruknya.

مَتَاعٌ قَلِيلٌ ثُمَّ مَأْوَاهُمْ جَهَنَّمُ وَبِئْسَ الْمِهَادُ

Orang-orang Mukmin tidak perlu cemas. tidak perlu berkecil hati melihat kemewahan yang diperoleh orang-orang kafir. musuh Tuhan itu, karena yang demikian itu adalah kesenangan yang tidak banyak berarti dibanding dengan pahala dan kesenangan yang disediakan untuk orang-orang Mukmin di akhirat nanti.
Sabda Nabi Muhammad saw:


ما الدنيا في الآخرة إلا مثل ما يجعل أحدكم أصبعه في اليم 
Artinya:
"Perbandingan hidup di dunia dengan hidup di akhirat hanyalah seperti jari tangan seseorang di dalam laut (yang luas dan dalam).
(H.R. Muslim)
Dan hidup di dunia hanya sementara, karena mereka bersenang-senang hanya selama hidup saja, kemudian setelah meninggal, mereka akan ditempatkan yang seburuk-buruknya.
_____________________________________________________________________________________________

(QS. Ali Imran : 198)
Akan tetapi orang-orang yang bertakwa kepada Tuhannya, bagi mereka syurga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya, sedang mereka kekal di dalamnya sebagai tempat tinggal (anugerah) dari sisi Allah. Dan apa yang di sisi Allah adalah lebih baik bagi orang-orang yang berbakti.

لَكِنِ الَّذِينَ اتَّقَوْا رَبَّهُمْ لَهُمْ جَنَّاتٌ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا نُزُلًا مِنْ عِنْدِ اللَّهِ وَمَا عِنْدَ اللَّهِ خَيْرٌ لِلْأَبْرَارِ

Berbeda dengan kaum kafir yang akan ditempatkan di dalam neraka jahanam. maka di akhirat nanti orang-orang yang bertakwa kepada Tuhannya yaitu orang-orang yang mengamalkan perintah-perintah Allah, meninggalkan segala larangan-Nya, akan ditempatkan di dalam surga Jannatun-Na'im, yang mengalir sungai-sungai di bawahnya, kekal untuk selama-lamanya, sebagai tempat tinggal di sisi Allah, cukup dengan segala kesempurnaannya. 

Alangkah bahagianya mereka, karena apa yang di sisi Allah itu adalah yang sebaik-baiknya bagi orang yang berbakti. Jauh lebih bark dari pada kesenangan dan kemewahan yang dirasakan orang-orang kafir di dunia karena yang demikian itu sifatnya terbatas. yaitu selama hidup di dunia saja.
Umar bin Khattab r.a, berkata:

جئت رسول الله صلى الله عليه وسلم فإذا هو في مشربة، وإنه لعلى حصير ما بينه وبينه شيء، تحت رأسه وسادة من أدم حشوها ليف، وعند رجليه فرط مصبور وعند رأسه أهب معلقة، فرأيت أثر الحصير في خنبيه فبكيت فقال: ما يبكيك؟ قلت: يا رسول الله إن كسرى وقيصر فيما هم فيه، وأنت يا رسول الله فقال: أما ترضى أن تكون لهم الدنيا ولنا الآخرة 
Artinya:
"Saya berkunjung kepada Rasulullah saw, waktu itu beliau berada dalam sebuah kamar, tidur di atas tikar yang tidak beralas di bawah kepalanya bantal dan kulit kambing yang diisi dengan sabut. Pada kedua kakinya daun penyamak terkumpul. Di atas kepalanya. kulit kambing tergantung. Saya melihat bekas tikar pada dua lambungnya, maka menangislah saya. Berkata beliau: "Apa yang menyebabkan engkau menangis (ya Umar)"? Saya menjawab: "Wahai Rasulullah, Kisra dan kaisar selalu di dalam kesenangan. kemewahan dan serba cukup dan Engkau adalah Rasulullah dan dalam keadaan begini?" Rasulullah menjawab Apakah Engkau tidak senang, bahwa dunia ini bagi mereka dan akhirat bagi kita"
(H.R. Bukhari dan Muslim)
_____________________________________________________________________________________________

(QS. Ali Imran : 199)
Dan sesungguhnya di antara ahli kitab ada orang yang beriman kepada Allah dan kepada apa yang diturunkan kepada kamu dan yang diturunkan kepada mereka sedang mereka berendah hati kepada Allah dan mereka tidak menukarkan ayat-ayat Allah dengan harga yang sedikit. Mereka memperoleh pahala di sisi Tuhannya. Sesungguhnya Allah amat cepat perhitungan-Nya.

وَإِنَّ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ لَمَنْ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَمَا أُنْزِلَ إِلَيْكُمْ وَمَا أُنْزِلَ إِلَيْهِمْ خَاشِعِينَ لِلَّهِ لَا يَشْتَرُونَ بِآيَاتِ اللَّهِ ثَمَنًا قَلِيلًا أُولَئِكَ لَهُمْ أَجْرُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ إِنَّ اللَّهَ سَرِيعُ الْحِسَابِ

Berkata Jabir bin Abdillah, Anas, Ibnu Abbas, Qatadah dan Al-Hasan bahwa ayat ini diturunkan tentang An Najasyi, Raja bangsa Habsy yaitu ketika-beliau meninggal. Malaikat Jibril memberitahu Nabi saw, maka berkatalah Nabi saw kepada sahabatnya: "Matilah kita (salat gaib) untuk An Najasyi itu". Berkata sebahagian sahabat keheranan: "Kenapa kami disuruh menyalatkan orang kafir di negeri Habsyi?" Maka turunlah ayat ini.

Ayat ini menerangkan bahwa tidaklah semua Ahli Kitab itu menyeleweng, berkhianat, mengingkari kebenaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw, tetapi ada sebahagian dari mereka seperti An Najasyi, Abdullah bin Salam dan lain-lain, mempunyai sejarah gemilang dalam hidupnya. Mereka benar-benar beriman kepada Allah, percaya kepada Alquran yang diturunkan kepada Rasulullah saw, begitu pula kitab-kitab samawy yang diturunkan kepada Nabi-nabi, mereka taat dan berendah diri kepada Allah, tidak menukar ayat-ayat Allah dengan harga yang sedikit; maksudnya tidak menyembunyikan apa yang mereka ketahui tentang kedatangan Nabi Muhammad saw, sebagai Rasul. Mereka adalah ahli Kitab yang baik dan suci, baik in Yahudi maupun ia Nasrani. Mereka akan memperoleh pahala di sisi Tuhan sebagaimana yang telah dijanjikan dengan firman-Nya:


أُولَئِكَ يُؤْتَوْنَ أَجْرَهُمْ مَرَّتَيْنِ بِمَا صَبَرُوا 
Artinya:
"Mereka itu diberi pahala dua kali lipat disebabkan kesabaran mereka"
(Q.S. Sl-Qassas: 54)
Sesungguhnya Allah SWT amat cepat perhitungan Nya karena segala sesuatunya diketahui-Nya dengan jelas, baik, pahala yang akan diberikan-Nya maupun orang yang berhak menerimanya.
_____________________________________________________________________________________________

(QS. Ali Imran : 200)
Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اصْبِرُوا وَصَابِرُوا وَرَابِطُوا وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

Setelah membicarakan berbagai macam hikmah dan hukum sejak awal surat ini, maka untuk menjaga dan memantapkan pelaksanaan hal-hal tersebut, surat ini (Ali Imran) ditutup dengan anjuran agar supaya orang-orang yang beriman, sabar dan tabah melakukan segala macam perintah Allah, mengatasi semua gangguan dan cobaan, menghindari segala larangan-Nya, terutama bersabar dan tabah menghadapi lawan-lawan dan musuh Agama. Jangan sampai musuh-musuh agama itu lebih sabar dari tabah dan kita sehingga kemenangan berada di pihak mereka. Hendaklah orang-orang mukmin itu selalu bersiap siaga dengan segala macam cara dan upaya, berjihad, menghadapi kemungkinan-kemungkinan yang akan mengurangi kewibawaan dan kemurnian serta keagungan agama Islam. Dan sebagai sari patinya orang-orang mukmin dianjurkan agar benar-benar bertakwa kepada Allah dengan sebenar-benar takwa di mana saja mereka berada, karena dengan bekal takwa itulah segala sesuatu dapat dilaksanakan dengan baik, diberkati, diridai oleh Allah SWT.

Demikianlah, barang siapa di antara orang-orang yang beriman melaksanakan 4 macam anjuran tersebut, pasti akan mendapat kemenangan, kebahagiaan, tidak saja di dunia tetapi terutama di akhirat nanti
_____________________________________________________________________________________________

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Ali 'Imran 190-200
_____________________________________________________________________________________________
sumber :
http://users6.nofeehost.com/alquranonline/Alquran_Tafsir.asp?pageno=10&SuratKe=3#Top

WonderShare MobileGo For Android

assalamu'alaikum..


Aplikasi WonderShare MobileGo For Android  akan mempermudah penggunanya karena beberapa firut-fitur menariknya juga kemudahannya bagi para pengguna untuk melakukan backup atau restore dan transfer data.

Data tersebut termasuk berbagai konten seperti file video, audio, SMS, nomor kontak, dan lainnya. Dengan melakukan backup, kamu tidak perlu kuatir jika hendak melakukan reset atau flash Android. Dengan fungsi restore kamu bakal bisa mengembalikan lagi data sebelumnya, termasuk aplikasi yang sebelumnya pernah kamu pasang di Android. Selain it kamu akan dimudahkan melakukan manajemen data seperti transfer berbagai data yang terihat dari fungsi utama yang ditampilkan pada menu.
Pengguna mesti terhubung dahulu ke komputer menggunakan dua cara, menggunakan kabel data USB atau koneksi nirkabel. Jika menggunakan koneksi USB, kamu cukup memasang aplikasi ini ke komputer dan nantinya secara otomatis WonderShare MobileGo versi Android akan terpasang. Sedangkan jika menggunakan koneksi nirkabel, kamu mesti memasang dulu aplikasi ini yang bisa didapat melalui Google Play.
____________________________________________________________________________
sumber :
http://softriswan.blogspot.com/2014/02/wondershare-mobilego-for-android-430252.html
http://www.pcplus.co.id/2013/07/review-produk/aplikasi-manajemen-data-android-wondershare-mobilego/

Sony Vegas Pro 13 Full Version Terbaru


Assalammu'alaikum wr. wb.
  Setelah cukup lama tidak posting, kali ini saya akan berbagi postingan yang insyaallah bermanfaat bagi sobat Kuring. Bermula dari request sobat Kuring, maka dari itu saya dengan hormat dan berterima kasih atas anjurannya tersebut.

Sony Vegas Pro 13 Full Version Terbaru adalah software editing yang biasa digunakan oleh editor untuk mengedit fim ataupun video karena berbagai fitur-fitur unggulan yang hanya ada di Sony Vegas Pro 13 Full Version Terbaru ini dan tidak ada di software editing lainnya. Berbagai effect, transition, music, dan berbagai macam lainnya dapat anda rasakan sendiri. Namun dianjurkan software ini digunakan oleh yang sudah memiliki pengalaman dalam hal editing film atau video karena bagi pemula akan sedikit kesulitan menggunakannya karena banyaknya tools yang akan dimanjakan oleh Sony Vegas Pro 13 Full version ini.

Langsung saja bagi yang berminat
Download KLIK DISINI

Pembahasan Riba (Definisi,Dalil,Hukum,Macam,dan Hikmahnya)


PEMBAHASAN
RIBA


A. Pengertian

Secara literal, riba bermakna tambahan (al-ziyadah). Sedangkan menurut istilah; Imam Ibnu al-‘Arabiy mendefinisikan riba dengan; semua tambahan yang tidak disertai dengan adanya pertukaran kompensasi. Imam Suyuthiy dalam Tafsir Jalalain menyatakan, riba adalah tambahan yang dikenakan di dalam mu’amalah, uang, maupun makanan, baik dalam kadar maupun waktunya.

Di dalam kitab al-Mabsuuth, Imam Sarkhasiy menyatakan bahwa riba adalah al-fadllu al-khaaliy ‘an al-‘iwadl al-masyruuth fi al-bai’ (kelebihan atau tambahan yang tidak disertai kompensasi yang disyaratkan di dalam jual beli). Di dalam jual beli yang halal terjadi pertukaran antara harta dengan harta. Sedangkan jika di dalam jual beli terdapat tambahan (kelebihan) yang tidak disertai kompensasi, maka hal itu bertentangan dengan perkara yang menjadi konsekuensi sebuah jual beli, dan hal semacam itu haram menurut syariat. Dalam Kitab al-Jauharah al-Naiyyirah, disebutkan; menurut syariat, riba adalah aqad bathil dengan sifat tertentu, sama saja apakah di dalamnya ada tambahan maupun tidak. Perhatikanlah, anda memahami bahwa jual beli dirham dengan dirham yang pembayarannya ditunda adalah riba; dan di dalamnya tidak ada tambahan.

Di dalam Kitab Nihayat al-Muhtaaj ila Syarh al-Minhaaj, disebutkan; menurut syariat, riba adalah ‘aqd ‘ala ‘iwadl makhshuush ghairu ma’luum al-tamaatsul fi mi’yaar al-syar’ haalat al-‘aqd au ma ta`khiir fi al-badalain au ahadihimaa” (aqad atas sebuah kompensasi tertentu yang tidak diketahui kesesuaiannya dalam timbangan syariat, baik ketika aqad itu berlangsung maupun ketika ada penundaan salah satu barang yang ditukarkan).

Dalam Kitab Hasyiyyah al-Bajairamiy ‘ala al-Khathiib disebutkan; menurut syariat, riba adalah ‘aqd ‘ala ‘iwadl makhshuush ghairu ma’luum al-tamaatsul fi mi’yaar al-syar’ haalat al-‘aqd au ma ta`khiir fi al-badalain au ahadihimaa” (aqad atas sebuah kompensasi tertentu yang tidak diketahui kesesuaiannya dalam timbangan syariat, baik ketika aqad itu berlangsung maupun ketika ada penundaan salah satu barang yang ditukarkan, maupun keduanya)”. Riba dibagi menjadi tiga macam; riba fadlal, riba yadd, riba nasaa’i. Pengertian riba semacam ini juga disebutkan di dalam Kitab Mughniy al-Muhtaaj ila Ma’rifat al-Faadz al-Minhaaj.

B. Dalil Keharaman Riba

Seluruh ‘ulama sepakat mengenai keharaman riba, baik yang dipungut sedikit maupun banyak. Seseorang tidak boleh menguasai harta riba; dan harta itu harus dikembalikan kepada pemiliknya, jika pemiliknya sudah diketahui, dan ia hanya berhak atas pokok hartanya saja.
Al-Quran dan Sunnah dengan shahih telah menjelaskan keharaman riba dalam berbagai bentuknya; dan seberapun banyak ia dipungut.

Allah SWT berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ لاَ تَأْكُلُواْ الرِّبَا أَضْعَافاً مُّضَاعَفَةً وَاتَّقُواْ اللّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
“Hai orang – orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat keberuntungan” (Q.S. Ali Imran: 130)

Dari ayat di atas, Ibnu Katsir dalam tafsirnya menerangkan bahwa Allah SWT melarang hamba-Nya yang mukmin mempraktekkan riba dan memakannya berlipat ganda sebagaimana berlaku di zaman jahiliyyah, dimana berlaku kebiasaan, hutang harus dilunasi tepat pada waktunya atau ditunda dengan disertai bunga yang makin lama makin berlipat ganda bilangan yang sedikit menjadi makin banyak dan berlipat – lipat. Allah SWT memerintahkan hamba – hamba-Nya bertakwa agar beruntung di dunia dan di akhirat, dengan peringatan keras agar menjauhkan diri dari api neraka yang tersedia bagi orang – orang kafir.

Padahal Allah SWT juga berfirman:
الَّذِينَ يَأْكُلُونَ الرِّبا لا يَقُومُونَ إِلَّا كَمَا يَقُومُ الَّذِي يَتَخَبَّطُهُ الشَّيْطَانُ مِنَ الْمَسِّ ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ قَالُوا إِنَّمَا الْبَيْعُ مِثْلُ الرِّبا وَأَحَلَّ اللَّهُ الْبَيْعَ وَحَرَّمَ الرِّبا فَمَنْ جَاءَهُ مَوْعِظَةٌ مِنْ رَبِّهِ فَانْتَهَى فَلَهُ مَا سَلَفَ وَأَمْرُهُ إِلَى اللَّهِ وَمَنْ عَادَ فَأُولَئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ
“Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka Berkata (berpendapat), “Sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba,” padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang kembali (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya”. [Q.S. Al Baqarah : 275].

Ibnu Katsir menafsirkan dalam ayat di atas Allah menceritakan sifat orang yang menyalahgunakan kalimat menolong atau membantu, padahal sebenarnya ia mencari keuntungan bahkan mencekik dan menghisap darah. Mereka adalah pemakan riba. Allah menyatakan, bahwa mereka yang memekan riba tak dapat berdiri tegak dalam hidupnya di tengah masyarakat, melainkan seperti orang kesurupan setan. Sebab, ia tak akkan pernah tenang sesudah ia menghisap darah dan mendapatkan kekayaan dengan cara sekejam – kejamnya karena sasarannya selalu orang – orang yang membutuhkan bantuan dengan cara menghutang. Lebih – lebih kelak jika bangkit dari kubur di hari kiamat ia bagaikan orang kesurupan  yang dipermainkan setan.
Ibnu Abbas ra. berkata, ”Pemakan riba (rentenir) akan dibangkitkan di hari kiamat bagaikan orang gila tercekik”. Ibnu Abbas ra. juga mengatakan, “Angkatlah senjatamu untuk berperang”. Kemudian Ibnu Abbas membaca Al Baqarah: 275 ini.
Abu Hurairah ra. menuturkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Ketika malam Mi’raj aku melihat suatu kaum yang perut mereka bagaikan rumah. Dari dalamnya tampak ada ular – ular yang merayap keluar. Kemudian aku bertanya, “Siapakah mereka itu, hai Jibril?” Jawab Jibril, ‘Mereka itu kaummu yang memakan riba’.”
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَذَرُوا مَا بَقِيَ مِنَ الرِّبا إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ، فَإِنْ لَمْ تَفْعَلُوا فَأْذَنُوا بِحَرْبٍ مِنَ اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَإِنْ تُبْتُمْ فَلَكُمْ رُؤُوسُ أَمْوَالِكُمْ لا تَظْلِمُونَ وَلا تُظْلَمُونَ
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman. Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), maka ketahuilah, bahwa Allah dan rasul-Nya akan memerangimu. Dan jika kamu bertaubat (dari pengambilan riba), maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak menganiaya dan tidak (pula) dianiaya”. [TQS Al Baqarah (2): 279].
Di dalam Sunnah, Nabiyullah Muhammad SAW.
دِرْهَمُ رِبَا يَأْكُلُهُ الرَّجُلُ وَهُوَ يَعْلَمُ أَشَدُّ مِنْ سِتٍّ وَثَلَاثِيْنَ زِنْيَةً
“Satu dirham riba yang dimakan seseorang, dan dia mengetahui (bahwa itu adalah riba), maka itu lebih berat daripada enam puluh kali zina”. (HR Ahmad dari Abdullah bin Hanzhalah).
الرِبَا ثَلاثة وَسَبْعُوْنَ بَابًا أَيْسَرُهَا مِثْلُ أَنْ يَنْكِحَ الرَّجُلُ أُمَّهُ, وَإِنَّ أَرْبَى الرِّبَا عَرْضُ الرَّجُلِ الْمُسْلِمَ
“Riba itu mempunyai 73 pintu, sedang yang paling ringan seperti seorang laki-laki yang menzinai ibunya, dan sejahat-jahatnya riba adalah mengganggu kehormatan seorang muslim”. (HR Ibn Majah).
لَعَنَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ آكِلَ الرِّباَ وَمُوْكِلَهُ وَكَاتِبَهُ وَشَاهِدَيْهِ, وَقَالَ: هُمْ سَوَاءٌ
“Rasulullah saw melaknat orang memakan riba, yang memberi makan riba, penulisnya, dan dua orang saksinya. Belia bersabda; Mereka semua sama”. (HR Muslim)

Di dalam Kitab al-Mughniy, Ibnu Qudamah mengatakan, “Riba diharamkan berdasarkan Kitab, Sunnah, dan Ijma’. Adapun Kitab, pengharamannya didasarkan pada firman Allah swt,”Wa harrama al-riba” (dan Allah swt telah mengharamkan riba) (Al-Baqarah:275) dan ayat-ayat berikutnya. Sedangkan Sunnah; telah diriwayatkan dari Nabi saw bahwasanya beliau bersabda, “Jauhilah oleh kalian 7 perkara yang membinasakan”. Para shahabat bertanya, “Apa itu, Ya Rasulullah?”. Rasulullah saw menjawab, “Menyekutukan Allah, sihir, membunuh jiwa yang diharamkan Allah kecuali dengan haq, memakan riba, memakan harta anak yatim, lari dari peperangan, menuduh wanita-wanita Mukmin yang baik-baik berbuat zina”. Juga didasarkan pada sebuah riwayat, bahwa Nabi saw telah melaknat orang yang memakan riba, wakil, saksi, dan penulisnya”.[HR. Imam Bukhari dan Muslim]…Dan umat Islam telah berkonsensus mengenai keharaman riba”.

Imam al-Syiraaziy di dalam Kitab al-Muhadzdzab menyatakan; riba merupakan perkara yang diharamkan. Keharamannya didasarkan pada firman Allah swt, “Wa ahall al-Allahu al-bai` wa harrama al-riba” (Allah swt telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba)[Al-Baqarah:275], dan juga firmanNya, “al-ladziina ya`kuluuna al-riba laa yaquumuuna illa yaquumu al-ladziy yatakhabbathuhu al-syaithaan min al-mass” (orang yang memakan riba tidak bisa berdiri, kecuali seperti berdirinya orang yang kerasukan setan)”. [al-Baqarah:275]…..Ibnu Mas’ud meriwayatkan sebuah hadits, bahwasanya Rasulullah saw melaknat orang yang memakan riba, wakil, saksi, dan penulisnya”. [HR. Imam Bukhari dan Muslim].

Imam al-Shan’aniy di dalam Kitab Subul al-Salaam mengatakan; seluruh umat telah bersepakat atas haramnya riba secara global.

Di dalam Kitab I’aanat al-Thaalibiin disebutkan; riba termasuk dosa besar, bahkan termasuk sebesar-besarnya dosa besar (min akbar al-kabaair). Pasalnya, Rasulullah saw telah melaknat orang yang memakan riba, wakil, saksi, dan penulisnya. Selain itu, Allah swt dan RasulNya telah memaklumkan perang terhadap pelaku riba. Di dalam Kitab al-Nihayah dituturkan bahwasanya dosa riba itu lebih besar dibandingkan dosa zina, mencuri, dan minum khamer. Imam Syarbiniy di dalam Kitab al-Iqna’ juga menyatakan hal yang sama. Mohammad bin Ali bin Mohammad al-Syaukaniy menyatakan; kaum Muslim sepakat bahwa riba termasuk dosa besar.

Imam Nawawiy di dalam Syarh Shahih Muslim juga menyatakan bahwa kaum Muslim telah sepakat mengenai keharaman riba jahiliyyah secara global. Mohammad Ali al-Saayis di dalam Tafsiir Ayaat Ahkaam menyatakan, telah terjadi kesepakatan atas keharaman riba di dalam dua jenis ini (riba nasii’ah dan riba fadlal). Keharaman riba jenis pertama ditetapkan berdasarkan al-Quran; sedangkan keharaman riba jenis kedua ditetapkan berdasarkan hadits shahih. Abu Ishaq di dalam Kitab al-Mubadda’ menyatakan; keharaman riba telah menjadi konsensus, berdasarkan al-Quran dan Sunnah.

C. Jenis-jenis Riba

Riba terbagi menjadi empat macam; (1) riba nasiiah (riba jahiliyyah); (2) riba fadlal; (3) riba qaradl; (4) riba yadd.

1.    Riba Nasii`ah

Riba Nasii`ah adalah tambahan yang diambil karena penundaan pembayaran utang untuk dibayarkan pada tempo yang baru, sama saja apakah tambahan itu merupakan sanksi atas keterlambatan pembayaran hutang, atau sebagai tambahan hutang baru. Misalnya, si A meminjamkan uang sebanyak 200 juta kepada si B; dengan perjanjian si B harus mengembalikan hutang tersebut pada tanggal 1 Januari 2009; dan jika si B menunda pembayaran hutangnya dari waktu yang telah ditentukan (1 Januari 2009), maka si B wajib membayar tambahan atas keterlambatannya; misalnya 10% dari total hutang. Tambahan pembayaran di sini bisa saja sebagai bentuk sanksi atas keterlambatan si B dalam melunasi hutangnya, atau sebagai tambahan hutang baru karena pemberian tenggat waktu baru oleh si A kepada si B. Tambahan inilah yang disebut dengan riba nasii’ah.
Adapun dalil pelarangannya adalah hadits yang diriwayatkan Imam Muslim:
الرِّبَا فِيْ النَّسِيْئَةِ
” Riba itu dalam nasi’ah”.[HR Muslim dari Ibnu Abbas]

Ibnu Abbas berkata: Usamah bin Zaid telah menyampaikan kepadaku bahwa Rasulullah saw bersabda:
آلاَ إِنَّمَا الرِّبَا فِيْ النَّسِيْئَةِ
Ingatlah, sesungguhnya riba itu dalam nasi’ah”. (HR Muslim).

2.    Riba Fadlal

Riba fadlal adalah riba yang diambil dari kelebihan pertukaran barang yang sejenis. Dalil pelarangannya adalah hadits yang dituturkan oleh Imam Muslim.
الذَّهَبُ بِالذَّهَبِ وَالْفِضَّةُ بِالْفِضَّةِ وَالْبُرُّ بِالْبُرِّ وَالشَّعِيرُ بِالشَّعِيرِ وَالتَّمْرُ بِالتَّمْرِ وَالْمِلْحُ بِالْمِلْحِ مِثْلًا بِمِثْلٍ سَوَاءً بِسَوَاءٍ يَدًا بِيَدٍ فَإِذَا اخْتَلَفَتْ هَذِهِ الْأَصْنَافُ فَبِيعُوا كَيْفَ شِئْتُمْ إِذَا كَانَ يَدًا بِيَدٍ
“Emas dengan emas, perak dengan perak, gandum dengan gandum, sya’ir dengan sya’ir, kurma dengan kurma, garam dengan garam, semisal, setara, dan kontan. Apabila jenisnya berbeda, juallah sesuka hatimu jika dilakukan dengan kontan”.(HR Muslim dari Ubadah bin Shamit ra).
الذَّهَبُ بِالذَّهَبِ وَزْنًا بِوَزْنٍ مِثْلًا بِمِثْلٍ وَالْفِضَّةُ بِالْفِضَّةِ وَزْنًا بِوَزْنٍ مِثْلًا بِمِثْلٍ فَمَنْ زَادَ أَوْ اسْتَزَادَ فَهُوَ رِبًا

“Emas dengan emas, setimbang dan semisal; perak dengan perak, setimbang dan semisal; barang siapa yang menambah atau meminta tambahan, maka (tambahannya) itu adalah riba”. (HR Muslim dari Abu Hurairah). 
عن فضالة قال: اشتريت يوم خيبر قلادة باثني عشر دينارًا فيها ذهب وخرز، ففصّلتها فوجدت فيها أكثر من اثني عشر ديناراً، فذكرت ذلك للنبي صلّى الله عليه وسلّم فقال: ”لا تباع حتى تفصل“
“Dari Fudhalah berkata: Saya membeli kalung pada perang Khaibar seharga dua belas dinar. Di dalamnya ada emas dan merjan. Setelah aku pisahkan (antara emas dan merjan), aku mendapatinya lebih dari dua belas dinar. Hal itu saya sampaikan kepada Nabi saw. Beliau pun bersabda, “Jangan dijual hingga dipisahkan (antara emas dengan lainnya)”. (HR Muslim dari Fudhalah)

Dari Said bin Musayyab bahwa Abu Hurairah dan Abu Said:
أن رسول الله صلّى الله عليه وسلّم بعث أخا بني عدي الأنصاري فاستعمله على خيبر، فقدم بتمر جنيب [نوع من التمر من أعلاه وأجوده] فقال رسول الله صلّى الله عليه وسلّم: ”أكلّ تمر خيبر هكذا“؟ قال: لا والله يا رسول الله، إنا لنشتري الصاع بالصاعين من الجمع [نوع من التمر الرديء وقد فسر بأنه الخليط من التمر]، فقال رسول الله صلّى الله عليه وسلّم: ”لا تفعلوا ولكن مثلاً بمثل أو بيعوا هذا واشتروا بثمنه من هذا، وكذلك الميزان“
“Sesungguhnya Rasulullah saw mengutus saudara Bani Adi al-Anshari untuk dipekerjakan di Khaibar. Kamudia dia datang dengan membawa kurma Janib (salah satu jenis kurma yang berkualitas tinggi dan bagus). Rasulullah saw bersabda, “Apakah semua kurma Khaibar seperti itu?” Dia menjawab, “Tidak, wahai Rasulullah . Sesunguhnya kami membeli satu sha’ dengan dua sha’ dari al-jam’ (salah satu jenis kurma yang jelek, ditafsirkan juga campuran kurma). Rasulullah saw bersabda, “Jangan kamu lakukan itu, tapi (tukarlah) yang setara atau juallah kurma (yang jelek itu) dan belilah (kurma yang bagus) dengan uang hasil penjualan itu. Demikianlah timbangan itu”. (HR Muslim).

3.    Riba al-Yadd.

Riba yang disebabkan karena penundaan pembayaran dalam pertukaran barang-barang. Dengan kata lain, kedua belah pihak yang melakukan pertukaran uang atau barang telah berpisah dari tempat aqad sebelum diadakan serah terima. Larangan riba yadd ditetapkan berdasarkan hadits-hadits berikut ini:
الذَّهَبُ بِالذَّهَبِ رِبًا إِلَّا هَاءَ وَهَاءَ وَالْبُرُّ بِالْبُرِّ رِبًا إِلَّا هَاءَ وَهَاءَ وَالتَّمْرُ بِالتَّمْرِ رِبًا إِلَّا هَاءَ وَهَاءَ وَالشَّعِيرُ بِالشَّعِيرِ رِبًا إِلَّا هَاءَ وَهَاءَ
“Emas dengan emas riba kecuali dengan dibayarkan kontan, gandum dengan gandum riba kecuali dengan dibayarkan kontan; kurma dengan kurma riba kecuali dengan dibayarkan kontan; kismis dengan kismis riba, kecuali dengan dibayarkan kontan (HR al-Bukhari dari Umar bin al-Khaththab).
الْوَرِقُ بِالذَّهَبِ رِبًا إِلَّا هَاءَ وَهَاءَ وَالْبُرُّ بِالْبُرِّ رِبًا إِلَّا هَاءَ وَهَاءَ وَالشَّعِيرُ بِالشَّعِيرِ رِبًا إِلَّا هَاءَ وَهَاءَ وَالتَّمْرُالتَّمْرِ رِبًا إِلَّا هَاءَ وَهَاءَ
“Perak dengan emas riba kecuali dengan dibayarkan kontan; gandum dengan gandum riba kecuali dengan dibayarkan kontan kismis dengan kismis riba, kecuali dengan dibayarkan kontan; kurma dengan kurma riba kecuali dengan dibayarkan kontan“. [Ibnu Qudamah, Al-Mughniy, juz IV, hal. 13]

4.    Riba Qardl

Riba qaradl adalah meminjam uang kepada seseorang dengan syarat ada kelebihan atau keuntungan yang harus diberikan oleh peminjam kepada pemberi pinjaman. Riba semacam ini dilarang di dalam Islam berdasarkan hadits-hadits berikut ini;

Imam Bukhari meriwayatkan sebuah hadits dari Abu Burdah bin Musa; ia berkata, ““Suatu ketika, aku mengunjungi Madinah. Lalu aku berjumpa dengan Abdullah bin Salam. Lantas orang ini berkata kepadaku: ‘Sesungguhnya engkau berada di suatu tempat yang di sana praktek riba telah merajalela. Apabila engkau memberikan pinjaman kepada seseorang lalu ia memberikan hadiah kepadamu berupa rumput ker­ing, gandum atau makanan ternak, maka janganlah diterima. Sebab, pemberian tersebut adalah riba”. [HR. Imam Bukhari]

Juga, Imam Bukhari dalam “Kitab Tarikh”nya, meriwayatkan sebuah Hadits dari Anas ra bahwa Rasulullah SAW telah bersabda, “Bila ada yang memberikan pinjaman (uang maupun barang), maka janganlah ia menerima hadiah (dari yang meminjamkannya)”.[HR. Imam Bukhari]

Hadits di atas menunjukkan bahwa peminjam tidak boleh memberikan hadiah kepada pemberi pinjaman dalam bentuk apapun, lebih-lebih lagi jika si peminjam menetapkan adanya tambahan atas pinjamannya. Tentunya ini lebih dilarang lagi.
Pelarangan riba qardl juga sejalan dengan kaedah ushul fiqh, Kullu qardl jarra manfa’atan fahuwa riba”. (Setiap pinjaman yang menarik keuntungan (membuahkan bunga) adalah riba”.[Sayyid Saabiq, Fiqh al-Sunnah, (edisi terjemahan); jilid xii, hal. 113]

Praktek-praktek riba yang sering dilakukan oleh bank adalah riba nasii’ah, dan riba qardl; dan kadang-kadang dalam transaksi-transaksi lainnya, terjadi riba yadd maupun riba fadlal. Seorang Muslim wajib menjauhi sejauh-jauhnya praktek riba, apapun jenis riba itu, dan berapapun kuantitas riba yang diambilnya. Seluruhnya adalah haram dilakukan oleh seorang Muslim.

D. Hikmah Pegharaman Riba

  1. Menjaga harta seorang muslim agar tidak dimakan dengan cara yang bathil.
  2. Mengarahkan kaum muslimin mengembangkan hartanya dalam mata pencarian yang bebas dari unsur penipuan.
  3. Sebagai upaya menutup semua jalan yang bisa mengarah pada permusuhan sesama muslim (secara salah satu pihak akan merasa dirugikan).
  4. Menyelamatkan diri dari kebinasaan, karena orang yang memakan riba adalah zalim, dan kelak akan binasa.
  5. Memberi kesempatan berbuat baik kepada sesama muslim, semisal meminjamkan harta tanpa bunga atau yang lainnya.
  6. Dengan adanya riba dapat membuat manusia malas bekerja, bahkan tidak mau bekerja.

 PEMBAHASAN TENTANG RIBA
MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran Tafsir ‘Am XI ma.
Di Pesantren Persatuan Islam 110 Manb’ul Huda Bandung


 OLEH
ACHMAD SYARIF WIDYANTO
NIS. 131232730020120002

PESANTREN  PERSATUAN ISLAM 110 MANBA’UL HUDA
BANDUNG
2014




 atau bisa langsung Download riba.docx KLIK DISINI
__________________________________________________
 sumber :